Hernani, Alumni Unsoed akhirnya jadi Menteri |
Setelah lebih dari 25 tahun meninggalkan Kampus Fapet Unsoed, diperoleh kabar bahwa alumni D3 Fapet sks 86 yang juga mantan wartawan Infovet itu dipercaya sebagai Menteri Petrolium Timor Leste, setelah sebelumnya menduduki jabatan Menteri Luar Negeri. Sebuah kebanggaan bagi keluarga alumni Fapet Unsoed, karena ia adalah alumni Unsoed pertama yang menduduki posisi Menteri.
Tahun 1992, seorang pemuda yang baru meraih gelar sarjana peternakan hijrah ke Jakarta untuk mendapatkan pekerjaan. Sebagai sarjana baru asal provinsi Timor Timur (sekarang Negara Timor Leste) yang waktu itu dikenal sebagai provinsi paling dimanja pemerintah pusat, ia bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan di Pemda Timtim. Namun ia memilih mencari pengalaman kerja di ibu kota. “Saya ingin cari pergaulan yang luas di Ibu Kota,” ujarnya.
Sebelumnya ia sempat bertemu dengan wartawan Infovet Bambang Suharno di acara Munas Ismapeti (Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia) dimana tuan rumahnya waktu itu adalah Unisma (Universitas Islam Malang) . Bambang mengajak bergabung dengan Infovet yang merupakan majalah yang baru terbit tiga bulanan.
Baru beberapa bulan berkarya di Infovet, Pemda Timtim memanggilnya untuk pulang kampung. Sebagai warga yang mendapat beasiswa Pemda, ia wajib memenuhi panggilan untuk berkarya di Pemda. Ia pamitan dan segera memenuhi undangan ke Pemda, meskipun menurut pengakuannya masih betah di Jakarta untuk lebih banyak bergaul dengan komunitas peternakan. Saat di Infovet ia mengaku bangga bisa berkenalan dengan tokoh-tokoh penting di bidang peternakan, antara lain A. Karim Mahanan (Ketua Umum ASOHI), Jendral (purn) M Kharis Suhud (Ketua MPR, dan Ketua Forum Masyarakat Peternakan Indonesia), Dr Drh Soehadji (Dirjen Peternakan) dan lain-lain.
Kini, setelah lebih seperempat abad berlalu, sosok alumni Fapet yang semasa mahasiswa aktif sebagai pengurus senat mahasiswa, Menwa dan sejumlah kegiatan lainnya itu , menduduki posisi penting , sebagai Menteri Petroleum Timor Leste, yang diangkat per 3 Oktober 2017 lalu oleh Presiden ke-4 Timor Leste, Fransisco Guterres atau Lu Olo. Ia adalah Hernani Filomena Coelho da Silva, yang sejak kuliah dikenal dengan nama akrab Hernani.
Jabatan penting di pemerintahan ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya ia menjadi Menteri Luar Negeri (2015-2017), Duta Besar Timor Leste di Australia dan berbagai jabatan lainnya di pemerintahan sebuah negeri yang pernah menjadi bagian dari Indonesia itu.
Karir dan Pendidikan
Sedikit menilik tentang perjalanannya, Hernani, mengawali pendidikan sekolah dasarnya dan asrama Katolik di Ainaro (1971-1975). Pada Agustus 1975, ia mendaftarkan diri di Catholic College, Externato Bispo de Medeiros, di Ibu Kota Kolonial Portugal negeri itu, yakni Dili. Setelah beberapa waktu, Ia memutuskan meninggalkan Timor Leste melanjutkan ke Sekolah Pertanian Pembangunan/Sekolah Petenakan Menengah Atas (SPP-SNAKMA) di Magelang dan kemudian kuliah D3 Program studi Ternak Unggas dan Perah (PTUP) Fakultas Peternakan (Fapet) Unsoed (1986-1989) .
Hernani (kanan) mengenakan baret Menwa dari Teguh Sudaryatno (kiri) sebagai wujud kebanggaan sebagai alumni Menwa Unsoed |
Sebagai putra daerah yang dekat dengan Sang Gubernur Timor-Timur saat itu, Mario Vegas Carascalao, Hernani yang kini telah berputera satu, saat itu berkesempatan untuk menempuh jenjang Strata-1 dengan kuliah di Fapet Universitas Islam Malang (1989-1992). Setelah mendapat gelar sarjananya, ia bergabung bersama Majalah Infovet sebagai wartawan sekaligus membantu kegiatan kesekretariatan ASOHI dalam kurun waktu 1992 hingga awal 1993, sebelum akhirnya harus kembali ke Dili bekerja di Dinas Peternakan, dan tak lama kemudian ia bertolak ke Portugal (1994).
Setahun berselang, ia memperdalam pendidikan ekonomi Universitas Macau (1995-1999), sebelum bekerja sebagai peneliti di Institut of Agrarian Research, Portugal (1999-2001). Dua tahun bekerja sebagai peneliti, ia kemudian pindah ke United Nations Development Programme (UNDP) Timor Leste yang bertanggung jawab atas pekerjaan sosial, pelatihan dan perwakilan hak-hak pekerja staf PBB Timor Leste (2002). Hanya butuh waktu dua tahun (2003-2005) ia diangkat menjadi Kepala Bagian Manajemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam UNDP.
Empat tahun di UNDP, menarik minat Menteri Luar Negeri Timor Leste kala itu untuk merekrut Hernani menjadi Managing Director untuk Hubungan Bilateral di Kementerian Luar Negeri Timor Leste (2005), dan pada (2006-2009) ia diangkat sebagai Duta Besar Timor Leste untuk Australia dan New Zeland. Karir kepemerintahannya semakin mantap kala ia menjadi Wakil Ketua Delegasi Luar Negeri Timor Leste (2010-2012), dan kembali menjadi Duta Besar Timor Leste untuk Republik Korea (2013-2015). Dua tahun kemudian, akhirnya ia dipercaya menduduki jabatan Menteri Luar Negeri Timor Leste (2015-2017), sebelum akhirnya menjabat Menteri Petroleum Timor Leste .
Komitmen Terhadap Alumni Fapet Unsoed
Dari kiri : Erie Sasmita, Ign Haryanta, Agus Kadarisman, anonim, Teguh Sudaryatno dan Hernani |
Bertemu dengan delegasi Alumni Fapet Unsoed membuatnya sangat ingin menghadiri acara reuni Pulang Kandang maupun menjadi pembicara dalam acara Dies Natalis Unsoed. “JIka tidak terbentur dengan kegiatan kenegaraan, saya akan hadir di acara Dies Natalis Unsoed,” janjinya kepala Teguh Sudaryatno, Bagus Pekik, Agus Kadarisman dan Erie Sasmita yang merupakan delegasi Alumni Fapet Unsoed.
Ia pun menyatakan, apabila pada kabinet mendatang ia tidak lagi memangku jabatan di Departemen Luar Negeri Timor Leste, yang biasanya memiliki agenda padat, ia pun memastikan akan hadir pada kegiatan almuni Unsoed.
Peluang Investasi di Timor Leste
Ning Rachmawati bertemu Hernani saat kunjungan ke Timor Leste |
Semenjak Timor Leste berpisah dari Indonesia 19 tahun silam, diakui Hernani, merupakan pengalaman yang berat bagi negaranya, khususnya dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat. Ia mengungkapkan, banyaknya persoalan membuat negaranya harus bekerja ekstra keras agar bisa sejajar dengan negara-negara lain di Asean. “Namun di satu sisi, ini merupakan peluang baik bagi negara tetangga termasuk Indonesia untuk menanamkan investasinya,” paparnya.
Ia mencontohkan, seperti investasi yang dilakukan negara Tiongkok, yakni mengirimkan kebutuhan barang konsumsi untuk Timor Leste. Investasi lain yang ia harapkan adalah, Indonesia bisa menggarap peluang pengembangan peternakan di Timor Leste, sebab tahun ini negaranya sudah menjalankan impor sarana produksi peternakan dari Jawa Barat.
“Semoga perusahaan-perusahaan peternakan dari Indonesia bisa berinvestasi di sini, dan kita bersedia untuk membantu dalam hal perizinan,” tukasnya. (RBS/Darma/Bams)
Sumber : diolah dari artikel majalah infovet
2 Komentar
Luar biasa begitu banyak pengalaman Hernani jg Bambang Suharno yg memperkenankan dunia Peternakan secara luas selama di Infovet bravo Fapet Unsoed
BalasHapusAlhamdulillah...
BalasHapusCongratulations Mr Hernani
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer