Dr Elly Tugiyanti |
Prof Mulyoto |
"Peternak ayam broiler saat ini banyak mengalami kerugian dengan kondisi harga jual yang masih dibawah Harga Pokok Produksi (HPP)," tutur Bagus Pekik dan Roni Fadilah”. Hal ini dipertegas oleh Teguh Sudaryanto bahwa peternak ayam broiler
Teguh Sudaryatno |
"Over supply" produksi yang kerap kali terjadi berawal dari peningkatan produksi DOC, sehingga berdampak secara langsung kepenambahan jumlah populasi ayam yang sangat besar. Peningkatan populasi ayam ini, disatu sisi tanpa diiringi oleh peningkatan penyerapan pasar.
Roni Fadilah |
Dalam diskusi, tercatat beberapa solusi yang perlu diambil, diantaranya :
- Masih perlunya Pengaturan supply Day Old Chicken (DOC), Hal ini ada kaitannya dengan masih perlunya pengaturan jumlah impor GPS (Bagian hulu)
- Keakuratan data menjadi sangat penting untuk mengambil satu kebijakan.
- Regulasi yang dibuat pemerintah sudah cukup bagus tinggal diperbaiki penegakan regulasinya, agar semua patuh.
- Perlu dipertimbangan adanya regulasi tentang pengaturan segmen pasar. Misalnya, pasar becek untuk Peternak Mandiri/peternak rakyat, sedangkan Perusahaan besar orientasinya untuk industri, Supermarket dan ekspor.
- Di sektor budidaya, sebaiknya ada regulasi tentang pengaturan mengenai budidaya dari mulai hulu sampai hilir. Jadi sangat jelas akan terlihat "siapa saja yang boleh melakukan budidaya dan siapa saja yang tidak boleh melakukan budidaya".
- Perlu dilakukan upaya edukasi (kampanye) secara terus menerus kepada masyarakat bahwa daging ayam sumber protein hewani yang mudah didapat dan harga terjangkau, sehingga pasar dalam negeri terus berkembang.
- Perlu adanya upanya meningkatkan Produktifitas hasil produksi di Peternakan Rakyat untuk menekan HPP, diantaranya up grade dari kandang terbuka menjadi kandang tertutup (closed house)
Diskusi paling seru takkala membahas tentang tataniaga pasar. Karena selama ini, peranan "broker" atau sering disebut juga "bakul ayam" sangat memegang peranan dalam tataniaga di ayam broiler. Tata niaga merupakan salah satu faktor penting, karena di Indonesia sendiri biaya distribusi cukup besar sekitar 20%. Angka ini cukup tinggi yang menyebabkan harga sampai konsumen masih relatif mahal. Sektor hilir kita harus meningkatkan pasar ayam beku terutama saat terjadinya over supply. Kondisi ini jelas harus adanya penekanan terhadap penerapan aturan RPHU serta yang terpenting adalah mengedukasi masyarakat tentang konsumsi ayam beku. Kondisi ayam beku sendiri tidak menurunkan kadar nutrien pada daging ayam.
Prof Mulyoto menambahkan “kondisi di Australia harga daging ayam relatif stabil dikarenakan masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsi daging ayam beku, sehingga tidak terjadi over supply dan bisa menyeimbangkan antara stock dengan demand.
Dalam penutupan dIskusi Dr. Ir. Elly Tugiyanti, MP memberikan statement, "Di bisnis perunggasan ini, khususnya ayam broiler. Satu hal yang sangat penting adalah bagaimana caranya supaya Peternakan Rakyat bisa terselamatkan dan tetap eksis keberadaannya. Pihak pemerintah, perusahaan besar dan pihak kain yang bergerak di bisnis perunggasan harus peka dan peduli terhadap Peternakan Rakyat"
Penulis : Fajar Hidayat
Foto: Roni
1 Komentar
Alhamdulillah tetap produktif dikala sempit
BalasHapusJika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer