Purwokerto, Kafapet-Unsoed.com Selasa 8 Desember 2020, Elly Tugiyanti, anggota Kafapet angkatan 82 resmi meraih gelar profesor. Gelar lengkapnya menjadi Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, MP. Suka cita menyelimuti para pengurus dan anggota Kafapet di berbagai daerah. Hal ini ditandai dengan mengalirnya ucapan selamat di group medsos Kafapet.
Peresmian gelar guru besar dilakukan dalam sidang senat terbuka pengukuhan Empat (4) Guru Besar Universitas Jenderal Soedirman, yaitu Prof. Dra. Sorta Basar Ida Simanjuntak, M. Si., (Ilmu Fisiologi Hewan. Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, MP, (Ilmu Ternak Unggas/Manajemen Ternak Unggas), Prof. Dr. Eng. Suroso, ST, M.Eng (Ilmu Konversi Energi Listrik) dan Prof. Dr. Agus Nuryanto, S. Si, M,Si, (Ilmu Taksonomi Hewan)
Mengingat masih dalam situasi pandemi covid-19 pelaksanaan sidang disiarkan langsung melalui kanal zoom dan YouTube sehingga dapat disaksikan oleh alumni dam masyarakat umum. Tercatat lebih dari 170 orang yang hadir (belum termasuk penonton YouTube) dalam acara Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Unsoed, yang terdiri para Dewan Senat Guru Besar Unsoed, Para Pimpinan Unsoed, Para Dekan, Para Pejabat Lingkungan Banyumas, Para Undangan dan beberapa media peliput termasuk Kafapet-Unsoed.Com
Elly Tugiyanti dalam pengukuhan guru besar menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul "Manajemen Pemberian Pakan Fitogenik untuk Meningkatkan Produktifitas dan Pengembangan Itik Secara Berkelanjutan". Dalam Orasinya, ia memaparkan tentang potensi ternak Itik di Indonesia
"Indonesia ini merupakan negara ke tiga terbesar populasi Itiknya setelah China dan India, oleh karena itu ternak Itik sangat berpotensi untuk dikembangkan secara berkelanjutan di Indonesia", ujarnya.
Berdasarkan kajiannya, permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan ternak itik di Indonesia antara lain adalah suhu lingkungan yang tinggi, pakan, dan kualitas produknya.
Melihat permasalahan tersebut, Elly telah melakukan penelitian tentang pemanfaatan fitogenik yang sejauh ini banyak diaplikasikan oleh peternak itik tradisional terutama untuk mengurangi stres akibat itik berjalan jauh dan saat menghadapi musim yang fluktuatif. Dalam prakteknya fitogenik itu dibuat peternak dalam bentuk jamu.
Mengutip peneliti sebelumnya, Elly menjelaskan bahwa fitogenik bersifat antioksidan, tidak beracun, bebas residu, memacu pertumbuhan, menjaga ketahanan tubuh, meningkatkan produktivitas ternak serta meningkatkan keamanan produk pangan asal ternak.
Selain itu, manajemen pemberian pakan imbuhan fitogenik yang tepat mampu meningkatkan produktivitas dan menghasilkan kualitas daging ternak itik yang aman dan menyehatkan.
“Saya juga menyimpulkan bahwa pengembangan ternak itik dapat dilakukan di berbagai wilayah dengan memanfaatkan pakan imbuhan fitogenik yang tersedia dan mudah ditemukan di wilayah pengembangan,” tegas dosen ilmu ternak unggas Fapet Unsoed tersebut.
Di akhir orasinya Elly mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang selama ini telah membantu dan mendukungnya sehingga mendapatkan profesi tertinggi dalam perjalanan karirnya yaitu sebagai Dosen dan Guru Besar. Ucapan terimakasih pun terucap untuk Kafapet Unsoed dan website Kafapet-Unsoed.Com.***
Editor Bams
Foto : Roni & Bams
0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer