Kafapet-unsoed.com - Keluarga Alumni Fapet Unsoed Daerah Istimewa Jabodetabeksuci (Kafapet D.I.J) yang meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang. Bekasi, Sukabumi, Cianjur dan sekitarnya telah melaksanakan kegiatan Kajian rutin lagi setelah hampir 2 tahun vakum. Kajian Kafapet Unsoed D.I.J dilaksanakan di Pesantren Sekolah alam anak anak pemulung TPA Bantargebang Bekasi, dibawah asuhan Yayasan Tunas Mulia yang di pimpin Oleh Nadam Dwi Subekti (Alumni Fapet Unsoed angkatan 88).
Kajian kali ini sangat istimewa karena kajian Kafapet yang perdana setelah berhenti total segala aktifits selama 2 tahun karena Pandemi Covid-19, serta Kajian ke 60 ini berbarengan dengan kegiatan Gerakan Pembagian Telur dari Keluarga Alumni Fapet Unsoed D.I. Jabodetabeksuci, serta dihadiri pula oleh perwakilan dari Kampus Fapet Unsoed yaitu 4 Dosen Fapet Unsoed.
Disela sela kajian, dilakukan acara serah terima Donasi dari Dekan Fakultas Peternakan Unsoed dan Takmir Masjid Al An'am Fapet Unsoed kepada Yayasan Tunas Mulia, acara serah terima ini diberikan oleh Nunung Nur Hidayat, Dosen Fapet Unsoed kepada Pimpinan Sekolah Alam Yayasan Tunas Mulia Nadam Dwi Subekti. Dalam kesempatan ini Nunung menyampaikan salam dan permohonan ma'af Dekan Fapet Unsoed tidak bisa hadir, dan memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Kafapet Unsoed D.I. Jabodetabek, "Kampus Fapet Unsoed memberikan apresiasi sebesar besarnya kepada Kafapet D.I. Jabodetabeksuci atas kekompakan dan aktifitasnya, Kampus Fapet Unsoed senatiasa akan support setiap kegiatan positif yang dilakukan Alumni', ujar Nunung.
Kajian kali ini diisi oleh dua Ustadz sekaligus, Ustadz Suwandi (Orang Tua dari Mahasiswa Fapet Unsoed), Ustadz Suhada, Pengajar Ponpes Tahfidz Tunas Mulia. Materi Kajian yang dibawakan oleh ustadz suhada mengenai konsep keislaman menggunakan teori Phytagoras, yaitu panduan untuk hidup sukses di dunia dan akhirat yaitu bagaimana caranya kita harus menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dengan Allah Ta'ala (Habluminallah) dan menjaga hubungan dengan sesama manusia (Habluminannas).
Gambaran hubungan di atas memiliki prinsip yang berbunyi, “Untuk setiap segitiga siku siku berlaku kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku sikunya", ujar ustad Suhada. Lebih lanjut Ustad Suhada menjelaskan masyarakat sekarang lebih heterogen, ada yang hanya menjaga hubungannya dengan Allah Ta'ala tanpa memperdulikan hubungan dengan sesama, dan ada juga sekelompok orang hanya menjaga hubungannya dengan manusia saja tanpa menjaga hubungannya dengan Allah Ta'ala, atau tidak menjaga sama sekali hubungan dengan Allah Ta'ala maupun dengan manusia. "Kunci bagi manusia untuk dapat hidup bahagia di dunia maupun akhirat. Kunci tersebut adalah cukup dua hal, yaitu Habluminallah dan Habluminannas", tegas ustad Suhada. Semakin kuat hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia sendiri, maka akan semakin besar kesuksesan yang akan mereka dapatkan baik di dunia maupun akhirat.
Kajian selesai pukul 12.00, Setelah kajian dilanjutkan dengan acara ramah tamah antar alumni, dosen, santri, dan pengurus Yayasan Tunas Mulia
Penulis : Roni dan Yudhi
Foto : Dokumen Kafapet D.I.J
Editor : Roni
0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer