Kafapet-unsoed.com. Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,Ph.D. dalam konteks sebagai ilmuwan, Prof.Totok Agung,PhD. adalah Guru Besar bidang Pemuliaan Tanaman, juga pemulia/perakit varietas unggul tanaman Fakultas Pertanian Unsoed. Dalam konteks pakar pertanian, Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. sebagai Dewan Pakar Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), Pengurus Pusat Asosiasi Profesor Indonesia (API), Pengurus Pusat Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI). Sedangkan dalam konteks pemulia tanaman, Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. telah meghasilkan varietas-varietas unggul padi nasional yang mendukung ketahanan pangan, di antaranya padi gogo aromatik, padi berkandungan protein tinggi serta saat ini sedang merakit varietas unggul dengan karakter beras khusus yang adaptif di Indonesia untuk mengurangi impor beras khusus dalam rangka memantapkan swasembada beras, ungkap Koordinator Sistem Informasi Unsoed Ir.Alief Einstein,M.Hum.
Bertempat di Hotel Aryaduta Palembang telah diselenggarakan Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) ke IX dari tanggal 28 sampai dengan 29 November 2022. Seminar ini mengambil tema Link – Match Ilmu Pemuliaan untuk Kemajuan Agro Industri Indonesia.
Penyampaian materi pertama pada Seminar Nasional dan Kongres PERIPI oleh Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. dengan judul Pemuliaan Tanaman Pangan Dalam Menjaga Kedaulatan Pangan Nasional.
Varietas unggul yang dihasilkan melalui kegiatan pemuliaan tanaman menurut alumni Program S3 Kyushu University, Fukuoka, Jepang Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. adalah salah satu kunci keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan bahan pangan yang cukup dalam kuantitas dan kualitas serta dapat diakses oleh seluruh anak bangsa akan mendukung kedaulatan pangan Indonesia. Kedaulatan pangan akan menunjang ketahanan nasional. Ketahanan nasional yang tangguh menjadi kunci pencapaian cita-cita nasional Indonesia, terwujudnya negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Indonesia sebagai negara agraris memiliki keunggulan, potensi dan peluang besar untuk mengembangkan produksi pertaniannya, seperti kekayaan sumber daya alam di darat maupun di laut, keanekaragaman hayati, kelimpahan cahaya matahari sepanjang tahun, kesuburan tanah, dan sebagainya.
Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. mengatakan bahwa di sisi lain, pertanian Indonesia juga masih menghadapi berbagai masalah klasik yang belum terpecahkan seperti kepemilikan lahan petani, penguasaan dan adopsi teknologi, usia serta tingkat pendidikan petani, dan sebagainya. Implementasi cita-cita nasional dalam bidang pertanian adalah visi menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045.
Kemampuan mengelola semua keunggulan dan kelemahan sumberdaya pertanian menjadi kunci keberhasilan pencapaian kedaulatan pangan guna mewujudkan visi tersebut, kata Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD.
Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. |
Selanjutnya Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. menjelaskan bahwa isu global terkait pangan di antaranya adalah pangan dan energi masih akan tetap menjadi concern masyarakat dunia sampai kapanpun, dunia menghadapi tantangan ledakan penduduk, perubahan iklim global, perang, penurunan mutu lingkungan, dan sebagainya.
Adapun pangan sebagai hak asasi manusia baik jumlah maupun mutunya; seluruh keluarga di dunia harus punya akses terhadap pangan. Visi nasional terkait pangan adalah visi Indonesia sebagai lumbung pangan Dunia 2045, kata Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD.
Kementerian sudah menyusun target-target produksi dan swasembada pangan berkelanjutan menuju visi tersebut. Mulai dari padi, bawang merah, cabai (2019), gula konsumsi (2020), kedelai, rempah (2021), bawang putih (2023), gula industri (2024), dan daging sapi (2026). Berbagai upaya telah dilakukan guna mencapai kedaulatan pangan, salah satunya melalui perakitan varietas unggul tanaman pangan. Sasaran pemuliaan tanaman pangan adalah perbaikan daya hasil, perbaikan sifat toleransi terhadap lingkungan marjinal, perbaikan ketahanan hama dan penyakit, perbaikan kualitas hasil, biofortigfikasi dan pemuliaan presisi, jelas Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD.
Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. menambahkan bahwa program pemuliaan tanaman pangan telah mencapai hasil yang menggembirakan. Namun, masih ada tantangan di antaranya gap potensi hasil, adopsi/pemanfaatan varietas unggul, ketersediaan benih bermutu varietas unggul, dan sebagainya. Penyebaran varietas padi masih didominasi oleh varietas ciherang, mekongga, IR 64 inpari 32. Penyebaran varietas jagung masih didominasi oleh Bisi 18, Bisi 2, P35, Bisi 816, NK 212, dan Pertiwi. Penyebaran kedelai masih didominasi oleh varietas Anjasmoro, Grobogan, Argomulyo, Wilis, Balura. Dengan kata lain varietas-varietas unggul yang sudah dilepas oleh pemerintah masih banyak yang tidak sampai ke masyarakat. Rekomendasi yang diajukan adalah Market/Industry based Plant Breeding di mana kegiatan pemuliaan tanaman semestinya berpijak kepada kebutuhan pasar atau industri. Program pemuliaan tanaman yang dilakukan oleh Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi maupun Swasta seyogyanya dilakukan berbasis kebutuhan dan permintaan pasar/industri agar proses hilirisasi IPTEK Pemuliaan tanaman menjadi lebih bermakna dan ada keterkaitan hulu-hilir. Kerjasama sinergi pentahelik, Akademisi (A), Pengusaha (B), Komunitas (C), Pemerintah (G) ditambah Media Massa nampaknya dapat menjadi solusi untuk menyebarluaskan/hilirisasi hasil pemuliaan tanaman agar sampai kepada masyarakat termasuk industri. Diperlukan pula terobosan regulasi guna upaya percepatan pelepasan varietas pangan dan pemanfaatannya, seperti menyederhanakan peraturan pelepasan varietas tanaman pangan, dengan tetap menjaga dan melindungi kepentingan petani. Revitalisasi Kelembagaan Transfer Teknologi/Penyuluhan; Pendekatan varietas unggul spesifik lokasi; pendekatan sistem pemuliaan tanaman terintegrasi dan konsorsium teknologi tepat guna akan melengkapi dan mendukung link dan match pemuliaan tanaman pangan dengan agroindustri di Indonesia.
Pembicara Seminar Nasional PERIPI berikutnya adalah Dr.Enrique Ritter (NEIKER Technalia-Spain) dengan judul "Peran Pemuliaan Molekuler dalam Menunjang Program Pemuliaan Jangka Panjang:" Prof.Dr.Ir.Kukuh Setiawan,M.Sc. (Universitas Lampung) dengan judul: Pemuliaan Tanaman Perkebunan untuk Menjaga Eksistensi Komoditas Strategis Nasional dan Karen Tambayong (KADIN) dengan judul Sinergi Sektor Perdagangan dan Industri dengan Lembaga Penelitian Pemuliaan untuk menciptakan Iklim yang Kondusif untuk Kemajuan Agro Industri Indonesia.
Penulis : Ir.Alief Einstein,M.Hum
Foto : Ir.Alief Einstein,M.Hum
0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer