Purwokerto, kafapet-unsoed.com. Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Fakultas Peternakan Unsoed, Jumat (10/2), Ir. Nunung Noor Hidayat, MP, IPM memaparkan masalah Tracer Study.
Di hadapan sekitar 30 peserta FGD di Hotel Aston Purwokerto,
Nunung mengungkapkan bahwa Tracer Study
memiliki peran penting untuk pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU).
Ir. Nunung Noor Hidayat, MP, IPM |
“Tracer study adalah
studi pelacakan jejak lulusan/alumni yang dilakukan kepada alumni dua tahun
setelah lulus,” kata Nunung mengawali paparan.
Tracer study bertujuan
untuk mengetahui outcome pendidikan
dalam bentuk transisi dari dunia pendidikan tinggi ke dunia kerja. Tracer study juga untuk mengetahui output pendidikan, yaitu penilaian diri
terhadap penguasaan dan pemerolehan kompetensi. Selain itu mengetahui proses
pendidikan berupa evaluasi proses pembelajaran dan kontribusi pendidikan tinggi
terhadap pemerolehan kompetensi serta input pendidikan berupa penggalian lebih
lanjut terhadap informasi sosiobiografis lulusan.
Menurut Nunung, dengan tracer study
pendidikan tinggi dapat mengetahui penyebaran lulusannya. Perguruan tinggi
dapat menggunakan catatan tersebut untuk melihat apakah telah memenuhi standar
kompetensi seperti yang diharapkan dunia kerja atau belum. Informasi tracer study juga dapat untuk bahan
perbaikan kurikulum pembelajaran. “Pada akhirnya, tracer study dapat sebagai nilai tambah dalam proses akreditasi
perguruan tinggi,” kata Nunung.
Karena peran penting tracer
study tersebut, Nunung yang juga dikuatkan Dekan Fakultas Peternakan Unsoed Prof. Dr. Triana Sertyawardani mendorong
agar alumni mengisi tracer study.
Alumni yang dimaksudkan adalah lulusan dua tahun terakhir.
Tracer study dapat
dibuka melalui laman https://tracer.unsoed.ac.id/
Selain bagi perguruan tinggi, dunia kerja juga dapat
memanfaatkan tracer study. Menurut
Nunung, keberadaan tracer study dapat
digunakan dunia industri untuk mengetahui lebih jauh profil lulusan perguruan
tinggi dimaksud. Informasi tersebut sekaligus juga dapat digunakan untuk
menyiapkan berbagai pelatihan yang relevan dalam proses adaptasi lulusan, dari
perguruan tinggi ke perusahaan mereka.
Lebih lanjut Nunung menyebutkan delapan Indikator Kinerja
Utama perguruan tinggi. Pertama, lulusan mendapat pekerjaan yang layak. Kedua,
mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus. Ketiga, dosen Berkegiatan di luar
kampus. Keempat, praktisi mengajar di dalam kampus. Kelima, hasil kerja dosen digunakan
oleh masyarakat. Keenam, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia,
ketujuh, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, dan yang kedelapan program studi
berstandar internasional.
Bila dicermati, IKU pertama memiliki keterkaitan erat dengan
tracer study.
Menurut Nunung, alumni dua tahun pertama lulus belum serta
merta (100%) mengisi tracer study
atau mengisi secara lengkap dan benar. Menurutnya,
ada kemungkinan mereka merasa malu untuk mengisi secara lengkap data yang
dibutuhkan.
IKU pertama memiliki keterkaitan erat dengan tracer study. |
Isian form survey tracer survey antara lain data
penghasilan, pekerjaan, masa tunggu dan nominal penghasilan serta tempat usaha
atau tempat study lanjut. “Seringkali itu belum diisi lengkap,” kata Nunung.
“Kemungkinan lainnnya, mereka belum memahami apa arti
penting tracer study,” tandas Nunung.
Penulis: Sutriyono
Foto: Sutriyono
0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer