Fenomena Sinkhole : Ancaman Alam yang Perlu Diwaspadai

Yogi Adi Prasetya,ST,.,M.Sc. (Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed dan alumni S2 dari Kyushu University, Fukuoka, Jepang).

Purwokerto, Kafapet-unsoed.com. Sinkhole atau lubang besar tiba-tiba muncul pada tanggal 23 Agustus 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kemudian, lubang kedua terjadi pada 28 Agustus 2024, sekitar 50 meter dari lokasi pertama. Diberitakan, turis yang"ditelan" lubang itu, hingga 30 Agustus 2024, belum ditemukan. Dan pada 31 Agustus 2024 pencarian korban oleh SAR Malaysia akhirnya dihentikan, ungkap Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed Yogi Adi Prasetya,ST,.,M.Sc. saat pemaparan yang di pandu oleh Ir.H.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com pada hari Jum'at 06 September 2024.

Yogi (sapaan akrab Yogi Adi Prasetya,ST,.,M.Sc) mengatakan bahwa Sinkhole juga muncul di Seoul pada tanggal  29 Agustus 2024. Saat itu, sebuah mobil ditumpangi 2 orang "ditelan" hingga terguling ke samping. Kedua orang yang dilaporkan sudah berusia lanjut, mengalami luka-luka.

1. Apa itu Sinkhole?

Sinkhole menurut Yogi (alumni S2 di Kyushu University, Fukuoka, Jepang) adalah fenomena geologi berupa lubang besar yang tiba-tiba muncul di permukaan tanah akibat tanah yang runtuh ke dalam rongga bawah tanah. Sinkhole bisa muncul secara alami atau dipicu oleh aktivitas manusia. Fenomena ini sering terjadi di daerah dengan lapisan batuan yang larut oleh air, seperti batu gamping atau dolomit (CaCo3). Proses pelarutan batuan oleh air tanah menyebabkan terbentuknya rongga bawah tanah yang lambat laun membesar, hingga akhirnya tanah di atasnya tak lagi mampu menahan beban dan runtuh.

2. Penyebab Terjadinya Sinkhole

Yogi yang juga ahli Gunung Api dari Fakultas Teknik Unsoed menjelaskan bahwa secara umum, sinkhole terjadi akibat erosi bawah tanah yang menggerus lapisan batuan hingga terbentuk rongga. Beberapa penyebab utama sinkhole adalah pelarutan batu gamping, dolomit, atau batu kapur oleh air yang bersifat asam. Di daerah karst, air hujan yang meresap ke dalam tanah membawa partikel asam karbonat yang menyebabkan batuan di bawah permukaan larut secara bertahap. Pelarutan ini membentuk gua atau rongga, dan seiring waktu, tanah di atas rongga tersebut dapat ambruk. Aktivitas manusia seperti penambangan, pengeboran, atau konstruksi bangunan juga dapat memicu terbentuknya sinkhole jika merusak struktur bawah tanah. Di samping faktor geologi, perubahan iklim, dan cuaca ekstrem seperti hujan lebat berkepanjangan dapat mempercepat proses terbentuknya sinkhole. Peningkatan volume air yang masuk ke tanah bisa mempercepat pelarutan batuan dan memperlemah struktur tanah, sehingga tanah runtuh lebih cepat.

3. Contoh Formasi Sinkhole di Indonesia  

Anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Yogi mengatakan Indonesia memiliki beberapa daerah yang rentan terhadap pembentukan sinkhole, terutama di kawasan karst. Salah satu contoh yang terkenal adalah kawasan Karst Gunung Kidul, Yogyakarta. Di sini, tanah terdiri dari batuan gamping yang rentan larut oleh air tanah. Pada tahun 2017, sebuah sinkhole besar muncul di dekat permukiman penduduk di Gunung Kidul, menyebabkan tanah amblas hingga beberapa meter dalamnya. Kasus sinkhole juga pernah dilaporkan di daerah lain seperti Pacitan, Jawa Timur, yang juga memiliki karakteristik geologi karst.

4. Antisipasi Jika Terjadi Sinkhole

Dengan mencegah terbentuknya sinkhole secara alami memang sulit, namun ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk meminimalisir risiko dan dampaknya: Pertama, pemetaan geologi sangat penting untuk mengetahui daerah-daerah rawan sinkhole. Daerah yang berpotensi tinggi harus diwaspadai dan penggunaan lahan di atasnya sebaiknya diatur dengan cermat. Selain itu, kedua - perbaikan sistem drainase bisa mencegah erosi bawah tanah yang terlalu cepat. Ketiga, masyarakat juga perlu diberi pemahaman tentang tanda-tanda awal terbentuknya sinkhole, seperti retakan di tanah atau bangunan, perubahan pada permukaan tanah, dan pohon atau tiang yang tampak miring. Jika tanda-tanda ini muncul, segera laporkan kepada pihak berwenang untuk tindakan lebih lanjut, ungkap Yogi.

Yogi menambahkan fenomena sinkhole merupakan ancaman alam yang tak bisa diremehkan, terutama di daerah dengan batuan karst seperti Indonesia. 

Yogi berharap, dengan pengetahuan yang tepat dan langkah antisipatif, dampak buruk dari sinkhole dapat diminimalisir.


Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto          : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Alhamdulillah. Nyimak. Semoga wilayah yang kita huni bebas dari bahaya SINKHOLE

    BalasHapus

Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer