Dr.Ir.Indra Permana Jati,ST.,MT (Dosen ahli Longsoran dari Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed). |
Pekolangan, Kafapet-Unsoed.com. Senin 20 Januari 2025 terjadi longsor di Desa Kesimpar, Kecamatan Petung Kriono Pekalongan, menyisakan duka mendalam terhadap korban jiwa yang terkena dampak longsoran. Sekitar 22 orang meninggal dunia, 4 orang masih hilang dalam pencarian dan 13 orang dirawat di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat. Longsor yang terjadi di desa kesimpar merupakan konversi dari longsoran jenis luncuran debris menjadi aliran debris. Aliran debris terjadi karena ada akumulasi air yang besar yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi menjelang longsoran. Material yang terlihat dari longsoran adalah campuran antara batu dan tanah. Bukit Kesimpar dengan jenis batuan gunung api yang mengalami pelapukan sangat rentan terhadap terjadinya longsor, ungkap Indra (sapaan akrab Dr.Ir.Indra Permana Jati,ST.,MT) saat pemaparan yang di pandu oleh Ir.H.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com pada hari Senin 27 Januari 2025.
Menurut Indra secara geologi regional daerah ini termasuk dalam formasi Quarter Rogojembangan (QJo) yang merupakan produk gunung api kuarter, yang terdiri dari litologi lava dan material piroklastika seperti breksi. Sebagian wilayah formasi ini terdiri dari batuan yang teralterasi sehingga menghasilkan jenis tanah lempung yang bersifat plastisitas tinggi. Tanah ini akan mengalami perubahan karakteristik karena pengaruh intensitas air hujan yang meningkat. Perubahan karakteristik memberikan pengaruh terhadap perlemahan kekuatan tanah dan menyebabkan tanah bisa bergerak. Berdasarkan pengamatan dari citra drone dan foto lokasi bisa dijelaskan sumber longsoran berasal dari tebing-tebing bukit yang tinggi dan melongsorkan batuan dengan volume yang besar, kemudian material mengikuti jalur sungai dan menuju daerah pengendapan longsor (depositional area). Lokasi yang terkena adalah 2 rumah dan satu buah café yang termasuk dalam jalur longsoran. Zona formasi Rogojembangan merupakan daerah dengan kondisi yang cukup berbahaya dan berpotensi longsor, beberapa longsoran besar terjadi pada pelapukan batuan ini seperti Longsor Sijemblung dan Longsor Pawininihan di Banjarnegara adanya proses pelapukan menyebabkan batuan sebagian mengalami pelapukan, sehingga terbentuklah komposisi batuan yang dilingkupi tanah hasil pelapukan, karena air hujan material tanah akan kehilangan kekuatan ikatnya yang menyebabkan bongkahan batu akan jatuh ke bawah. Longsoran jenis ini biasanya memakan korban cukup besar karena daerah jangkauan longsornya cukup jauh dan bergerak dengan cepat. Penyebaran Formasi Rogojembangan dari Pekalongan daerah Petungkriono, paninggaran sampai ke Gunung Pawinihan, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara. Daerah ini merupakan daerah yang harus di waspadai terjadinya longsor.
Kepada pemerintah daerah harus mensosialisasikan ke masyarakat terkait kondisi alami daerah ini.
Indra menambahkan bahwa kepada masyarakat diharapkan memahami kondisi wilayahnya dan peka terhadap kondisi alam sekitarnya, karena mereka tinggal di wilayah yang berpotensi terjadinya longsor. Pemahaman mengenai ciri-ciri daerah longsor dan gejala-gejala longsor harus sudah diketahui untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Penulis : Ir. Alief Einstein, M.Hum
Foto : Ir. Alief Einstein, M.Hum
0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer