![]() |
Ir.Mochamad Sugiarto, SPt.,MM.,PhD.,IPU.,ASEAN Eng. (Wakil Dekan Fakultas Peternakan Unsoed bidang Umum dan Keuangan serta alumni S3 Community Development, College of Public Affair / CPAF, University of the Philippines / UP, Los Banos, Philippines Purwokerto, Kafapet-Unsoed.com. Ketahanan pangan bukan sekadar tentang ketersediaan makanan, tetapi juga keberlanjutan produksi dan distribusinya. Dalam konteks Indonesia, peternakan rakyat memegang peran strategis sebagai penyedia utama protein hewani bagi masyarakat. Namun, sektor ini masih menghadapi tantangan besar seperti ketergantungan pada bahan baku pakan impor, rendahnya produktivitas, dan keterbatasan akses permodalan. |
Presiden Prabowo Subianto telah menekankan pentingnya optimalisasi produksi dalam negeri sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor produk hewani, kata Ir. Mochamad Sugiarto, SPt., MM., PhD.,IPU., ASEAN Eng, yang juga Sekretaris Jenderal Perhimpunan Ilmuwan Sosial Ekonomi Peternakan Indonesia (PERSEPSI).
Peternakan rakyat menurut Ir. Mochamad Sugiarto, SPt., MM., PhD., IPU., ASEAN Eng. (alumni S2 Agribusiness Management, College of Economic and Management / CEM, University of the Philippines / UP Los Banos, Philippines) menyumbang sebagian besar produksi daging, susu, dan telur di Indonesia. Skala usaha yang berbasis rumah tangga menjadikan sektor ini sebagai pilar utama ketahanan pangan sekaligus penggerak ekonomi pedesaan. Namun, tanpa adanya modernisasi dan dukungan kebijakan yang tepat, sektor ini akan semakin tertinggal di tengah persaingan global.
Ir. Mochamad Sugiarto, SPt., MM., PhD., IPU., ASEAN Eng. (alumni S3 Community Development, College of Public Affair / CPAF, University of the. Philippines / UP, Los Banos, Philippines) menjelaskan :
A. Tantangan Utama
Dalam Revitalisasi Peternakan Rakyat untuk mengoptimalkan peran peternakan rakyat yang harus diatasi meliputi:
1. Ketergantungan pada Bahan Pakan Impor
Biaya pakan yang tinggi akibat ketergantungan pada bahan pakan impor menjadi salah satu penghambat utama produktivitas peternak rakyat. Pengembangan pakan alternatif berbasis sumber daya lokal perlu diprioritaskan. Produktivitas yang Masih Rendah. Teknologi pemuliaan ternak dan manajemen peternakan modern belum banyak diterapkan, sehingga hasil produksi masih jauh dari potensi optimal,
2. Akses Pasar dan Permodalan yang Terbatas
Tanpa akses yang memadai terhadap pasar dan skema pembiayaan yang adil, satu peternak rakyat sulit berkembang. Penguatan kelembagaan peternakan serta kemitraan dengan industri besar dapat menjadi solusi,
3. Keterbatasan Infrastruktur dan Logistik
Distribusi hasil peternakan belum optimal akibat buruknya infrastruktur dan sistem logistik, yang menyebabkan harga produk ternak berfluktuasi tajam di berbagai daerah.
B. Strategi Revitalisasi Peternakan Rakyat
Untuk menjawab tantangan tersebut, Ir. Mochamad Sugiarto, SPt., MM., PhD., IPU., ASEAN Eng. (Dosen Pemberdayaan Masyarakat dari Fakultas Peternakan Unsoed) mengatakan pemerintah dan pemangku kepentingan perlu menerapkan strategi konkret, seperti:
1. Pengembangan Pakan Lokal
Mendorong riset dan inovasi dalam produksi pakan berbasis limbah pertanian dan sumber daya lokal guna menekan biaya produksi,
2. Peningkatan Teknologi dan Inovasi
Mengadopsi teknologi peternakan modern, termasuk pemuliaan genetika dan sistem pemantauan berbasis data, guna meningkatkan produktivitas,
3. Akses Permodalan dan Kemitraan
Membangun sistem permodalan yang lebih fleksibel bagi peternak rakyat serta mendorong kerja sama dengan perusahaan agribisnis,
4. Penguatan Infrastruktur Logistik
Meningkatkan sistem transportasi dan penyimpanan untuk memastikan distribusi hasil peternakan lebih merata dan efisien.
C. Kesimpulan:
Berikut kesimpulan Ir. Mochamad Sugiarto, SPt., MM., PhD., IPU., ASEAN Eng. (Spesialist Manajemen Kelompok Peternak dari Fakultas Peternakan Unsoed) = Revitalisasi peternakan rakyat bukan sekadar langkah adaptasi, tetapi merupakan strategi utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri, peternakan rakyat dapat berkembang menjadi sektor yang lebih produktif, mandiri, dan berdaya saing tinggi. Dengan begitu, cita-cita swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo bukan hanya menjadi visi, tetapi kenyataan yang terwujud bagi masyarakat Indonesia.
Penulis : Ir. Alief Einstein, M.Hun
Foto : Ir. Alief Einstein, M.Hum
0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer